Sejarah ada karena adanya pelaku yang terlibat didalamnya bersama Peristiwa, Ruang dan Waktu.
Sejarah juga dapat diartikan dengan kekuasaan, jasa, dan hasil karya didalam peristiwa ruang dan waktu. Pada umumnya pemegang pemerintahan /
Penguasa Kerajaan saman dahulu, selalu mempunyai banyak permaisuri (Istri) Seperti halnya Almarhum
Puang Laso’ Rinding atau Puang Sangalla' mempunyai lima premaisuri (istri).
Berikut beberapa anak kandung Puang Sangalla':
1. Puang Palayukan
2. Puang Tinggi
3. Puang La' Rinding
4. Puang Paliwang
Dirumah panglimbong dijadikan kantor distrik sangalla,
Dalam sejarah Kapalodangan di
sanggalla sejak Itulah buntunna Bone (antara 1500-1600 M)
dan tidak dibenarkan
lagi kerajaan bone turut mengambil kapalodangan di Sangalla khususnya toraja dan
setelah adanya persetujuan dimakale Bullu Matua dengan Raja Puang Tempang melalui Diplomasi perundingan (tinorin) Puang Tempang (hijrah) kebajo Palopo
selatan dan menjadi Raja Wajo.
Kekuasaan Kapalodangan diperebutkan
oleh Turunanya sendiri (tosisampu) sehinga terjadi perang saudara antara bullu Matua dengan Puang Tempang yang dimenangkan oleh Puang Pa’Alloan (bullu matua)
sehingga Puang Tempang hijrah ke Bajo Palopo selatan dan dari sana ke daerah Uluwai
sebagai Piala Tondok.
Catatan; Ada hubungan dengan Ongkona Bone
dan sejarah terus berjalan dengan liku-likunya terjadi Pembagian kekuasaan
wilayah.
Catatan;
Tondok lepongan bulan tanah matarik alLo
pada jaman dahulu dikenal empat (4) wilayah
Mendatail;
1.
Ulunna (kepala) Toraya berkisar kesu
2.
Garontok (badan) Toraya berkisar daerah tallu
lembangna
3.
Panikna (sayap) Toraya
-meliputi wilayah timur bastem
-wilayah
barat tonndok dima’dikai
4. Ikko’
na Toraya berkisar toraja selatan endrekang, pindrang, rampang, (tallu batu
papan)
Wilayah Timur Toraya (bastem dan uluwai sekitar) pada saat
itu diperintah oleh puang sondong (Puang Rando-Rando/puang pitu) yang kawin dengan
anak Arung Nangka raja wajo pada saat itu adalah cucu Puang Tempang yang
pernah memegang pemerintahan palodang di Kaero dari salah satu anak Puang Sondong yaitu Puang Benteng kawin dengan cucu Puang Tempang daerah uluwai
disebut lagi tanah lotong wara, perubahan sejarah inilah yang membawa kesan tak
baik dari segenap rumpun keluarga tondok lempongan bulan.
Hingga muncul
almarhum Puang Tunde membawa misi perdamaian keluaraga (kawin ke Uluwai) yang
terwujud tuntas (dipasamboi mo batu mapipang tukassia laran lendu)
Disempurnakan
dan menjadi prakarsa Penerus hingga kini tak ada lagi pertikaian, Perdamaian Itu di wujudkan oleh Puang Laso’ Rinding (puang
sangalla) yang pada saat itu dicintai dihargai dan disenangi oleh rakyat Toraya hingga keempat wilyah di Sulawesi, Bone, Gowa, Luwu, dan Toraja sekitarnya yang
dikenal tellu bocoe empa’ padapada.
Begitulah Silsilah sejarah singkat yang dimana penulis kumpulkan dan cocokkan berdasarkan lintas fakta keluarga dan data akurat kurre sumanga' . Dan mohon maaf jika ada kesalahan kata dari kami penulis mohon kritikan dari pembaca semoga menjadi bahan tambahan ilmu sejarah ,,,yang dimana persiden pertama indonesia perna berkata " Jikaulah sejarah di lupakan yakin bangsa ini akan hancur" Sukarno.
Leave a Reply