Bentrokan antara mahasiswa kembali pecah di Kampus Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Dipanegara Makassar, Jl
Perintis Kemerdekaan, Selasa 12 April 2016.
Informasi yang di himpun Makassar Terkini Online, bentrokan ini terjadi sekitar pukul 12.00 Wita dan melibatkan antara kelompok Mahasiswa Dipanegara Pecinta Alam (Mahadipa) dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) Raya.
Selain membenarkan insiden bentrokan tersebut Kapolsek Tamalanrea, Kompol Roy Agung mengatakan jika bentrokan yang melibatkan dua kelompok mahasiswa itu masih sementara di lakukan pendalaman.
“Kasusnya sudah sementara ditangani, situasinya juga sudah cukup kondusif,” singkatnya saat di konfirmasi, Selasa 12 April 2016.
Kejadian bermula saat 20 orang dari Kelompok Mahasiswa IPMIL masuk ke area kampus dan melakukan penyerangan di sekretariat Mahadipa dengan menggunakan parang, balok dan busur. Alhasil selain mengobrak-abrik sekretariat, dua orang mahasiswa Mahadipa menjadi korban dalam penyerangan itu.
Edi Purwanto terkena busur di bagian lengan sebelah kanan dan goresan di pipi, sedangkan Abdul Rahim menderita luka pada bagian belakang kepala akibat sabetan parang dan lecet pada bagian pinggang sebelah kiri.
Setelah melakukan penyisiran di lokasi kejadian, petugas juga menyita barang bukti berupa 1 Parang Panjang, 1 Samurai, 1 Ketapel beserta 1 buah anak Busur dan 1 Parang berukuran Sedang.
Informasi yang di himpun Makassar Terkini Online, bentrokan ini terjadi sekitar pukul 12.00 Wita dan melibatkan antara kelompok Mahasiswa Dipanegara Pecinta Alam (Mahadipa) dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) Raya.
Selain membenarkan insiden bentrokan tersebut Kapolsek Tamalanrea, Kompol Roy Agung mengatakan jika bentrokan yang melibatkan dua kelompok mahasiswa itu masih sementara di lakukan pendalaman.
“Kasusnya sudah sementara ditangani, situasinya juga sudah cukup kondusif,” singkatnya saat di konfirmasi, Selasa 12 April 2016.
Kejadian bermula saat 20 orang dari Kelompok Mahasiswa IPMIL masuk ke area kampus dan melakukan penyerangan di sekretariat Mahadipa dengan menggunakan parang, balok dan busur. Alhasil selain mengobrak-abrik sekretariat, dua orang mahasiswa Mahadipa menjadi korban dalam penyerangan itu.
Edi Purwanto terkena busur di bagian lengan sebelah kanan dan goresan di pipi, sedangkan Abdul Rahim menderita luka pada bagian belakang kepala akibat sabetan parang dan lecet pada bagian pinggang sebelah kiri.
Setelah melakukan penyisiran di lokasi kejadian, petugas juga menyita barang bukti berupa 1 Parang Panjang, 1 Samurai, 1 Ketapel beserta 1 buah anak Busur dan 1 Parang berukuran Sedang.
Leave a Reply