Di duga kosleting listrik satu rumah di lalap si jago merah, di desa Rantela'bi Kambisa Sangalla' api merembes hingga hampir melalap sebuah tokoh milik nenek edy, kejadian bermula pada saat nenek edy terbangun dan melihat area dapur sudah berasap tebal, untuk saja kejadian ini tidak menelan korban jiwa dan tak merembes kerumah lainya warga setempat sesalkan layanan pemadam kebakaran lambat dalam menangani bencana kebakaran, Pangeran ketua Sapma Pemuda Pancasila Tana Toraja yang berada di tempat kejadian lambatnya penanganan bencana kebakaran sangat di khawatirkan masyarakat harusnya pemadam kebakaran di persiapkan di masing-masing kecamatan sehingga ketika ada bencana kebakaran mudah dan cepat di jangkau. Tandas Pangeran
Archive for February 2017
Teka Teki Pembangunan Bandara Toraja
RILIS PERS (Senin, 13 Februari 2017)
EAMS
TORAJA – Teka-teki atas Studi Kelayakan dan Lokasi proyek pembangunan Bandara Baru Toraja hingga kini masih menuai kontroversi serta membingungkan masyarakat Toraja.
Hingga berita ini diturunkan, sorotan atas Studi Kelayakan dan Lokasi Bandara BBK tetap menjadi topik terhangat di kalangan masyarakat Toraja, baik yang berdomisili di Toraja maupun yang berada diluar daerah. Termasuk oleh para kalangan netizen di beberapa komunitas Grup Facebook warga Toraja.
Belakangan, sebuah Jajak Pendapat dalam Grup Facebook Toraja bernama: Forum Politik Toraya (FPT) diposting oleh salah satu akun
Hasilnya, mayoritas netizen warga Toraja mendukung agar lokasi bandara di kembalikan ke tempat yang semestinya yakni Kambuno di Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara.
BBK sendiri disebut-sebut tidak terletak di Buntu Kunik tetapi terletak di Pitu Buntu Pitu Lombok/Palawa, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Jarak lokasi proyek dengan Buntu Kunik jauhnya sekitar 10 kilometer yang kemudian ditengarai fiktif.
Buntu Kunik dan Pitu Buntu Pitu Lombok/Palawa masih berada dalam satu kecamatan yakni Kecamatan Mengkendek Tana Toraja.
Belakangan, kondisi itu semakin hangat dan semakin memanas tatkala keberadaan Bandara BBK kemudian berujung pada aksi saling demo-mendemo antara pihak yang Pro dan Kontra.
Proyek Bandara BBK Tana Toraja, belakangan biaya permintaan proyek pembangunan justru membengkak dari rencananya awal sekitar Rp 310 Milyar, menjadi Rp 1.700 Milyar atau Rp 1,7 Triliun.
Beberapa Masyarakat Toraja melalui media sosial mulai bersuara bahwa jika dipaksakan pembangunannya justru akan menambah polemik karena Bandara yang semahal itu jadi pun tidak mampu di darati oleh Boeing seperti yang dijanjikan diawal pembangunannya
Lokasi proyek pembangunan Bandara Buntu Kunik (BBK) Toraja di Kecamatan mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai terkuak pada awal tahun 2016.
Pada Awal Februari 2017 adanya informasi dokumen rekomendasi DPR bahwa lokasi yang disurvey untuk pembangunan Bandara adalah Kambuno Nanggala. Sehingga masyarakat Toraja mulai bertanya-tanya apakah Bandara Buntu Kunik yang sudah mangkrak sejak 2015 akan dilanjutkan atau di hentikan. (*)
EAMS
TORAJA – Teka-teki atas Studi Kelayakan dan Lokasi proyek pembangunan Bandara Baru Toraja hingga kini masih menuai kontroversi serta membingungkan masyarakat Toraja.
Hingga berita ini diturunkan, sorotan atas Studi Kelayakan dan Lokasi Bandara BBK tetap menjadi topik terhangat di kalangan masyarakat Toraja, baik yang berdomisili di Toraja maupun yang berada diluar daerah. Termasuk oleh para kalangan netizen di beberapa komunitas Grup Facebook warga Toraja.
Belakangan, sebuah Jajak Pendapat dalam Grup Facebook Toraja bernama: Forum Politik Toraya (FPT) diposting oleh salah satu akun
Hasilnya, mayoritas netizen warga Toraja mendukung agar lokasi bandara di kembalikan ke tempat yang semestinya yakni Kambuno di Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara.
BBK sendiri disebut-sebut tidak terletak di Buntu Kunik tetapi terletak di Pitu Buntu Pitu Lombok/Palawa, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Jarak lokasi proyek dengan Buntu Kunik jauhnya sekitar 10 kilometer yang kemudian ditengarai fiktif.
Buntu Kunik dan Pitu Buntu Pitu Lombok/Palawa masih berada dalam satu kecamatan yakni Kecamatan Mengkendek Tana Toraja.
Belakangan, kondisi itu semakin hangat dan semakin memanas tatkala keberadaan Bandara BBK kemudian berujung pada aksi saling demo-mendemo antara pihak yang Pro dan Kontra.
Proyek Bandara BBK Tana Toraja, belakangan biaya permintaan proyek pembangunan justru membengkak dari rencananya awal sekitar Rp 310 Milyar, menjadi Rp 1.700 Milyar atau Rp 1,7 Triliun.
Beberapa Masyarakat Toraja melalui media sosial mulai bersuara bahwa jika dipaksakan pembangunannya justru akan menambah polemik karena Bandara yang semahal itu jadi pun tidak mampu di darati oleh Boeing seperti yang dijanjikan diawal pembangunannya
Lokasi proyek pembangunan Bandara Buntu Kunik (BBK) Toraja di Kecamatan mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai terkuak pada awal tahun 2016.
Pada Awal Februari 2017 adanya informasi dokumen rekomendasi DPR bahwa lokasi yang disurvey untuk pembangunan Bandara adalah Kambuno Nanggala. Sehingga masyarakat Toraja mulai bertanya-tanya apakah Bandara Buntu Kunik yang sudah mangkrak sejak 2015 akan dilanjutkan atau di hentikan. (*)
Tukang Cat Kota Makassar Pengecatan Nomor Telepon Tukang Di Makassar 085328727141
Jasa panggil tukang pengecatan di Kota Makassar Dan Sekitarnya Melayani panggilan tenaga Luar Sulawesi dengan tenaga yang ahli di bidang pengecetan Rumah pribadi, Ruko, Mall, Hotel dan gedung lainya, Desing interior menangani Atap bocor, dinding merembes air dan sebagainya untuk informasi lebih lanjut hubungi Pandi Mahakarya di HP, Telp & Whatsap : 085328727141
Profil Kabupaten Tana Toraja
Kabupaten Tana Toraja
Ibukota : Makale
Provinsi :
Sulawesi Selatan
Batas Wilayah :
Utara : Kabupaten
Toraja Utara dan Propinsi Sulawesi Barat
Selatan : Kabupaten
Enrekang dan Kabupaten Pinrang
Barat : Propinsi
Sulawesi Barat
Timur : Kabupaten
Luwu
Luas Wilayah :
1.990,22 Km2
Jumlah Penduduk :235.490
Jiwa
Wilayah Administrasi
Kecamatan : 19, Kelurahan : 47, Desa : 113
Profil Kabupaten Toraja Utara
Profil Kabupaten Toraja UtaraKabupaten Toraja Utara
merupakan kabupaten baru yang dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten
Tana Toraja berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008. Kabupaten Toraja
secara geografis terletak pada 2 40' LS sampai 3 25' LS dan 119 30' BT sampai
120 25' BT, dengan batas wilayahnya :Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Kurra, Kecamatan Bittuang Kabupaten Tana Toraja, Sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Lamasi, Kecamatan Walerang, Kecamatan Wana Barat, dan
Kecamatan Bastem Kabupaten Luwu, Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Kecamatan
Limbongan Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara, Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Sangalla Selatan, Kecamatan Sangalla Utara, kecamatan Makale
Utara, dan Kecamatan Rantetayo Kabupaten Tana Toraja. Kabupaten Toraja yang
beribukota di Rantepao memiliki luas 1.151,47 Km2 yang terbagi dalam 151 Desa /
Kelurahan dan 21 Kecamatan :
Kecamatan di Kabupaten Toraja Utara sebagai berikut :
Kecamatan Rantepao
Kecamatan Sesean
Kecamatan Nanggala
Kecamatan Rinding
Allo
Kecamatan Buntao’
Kecamatan Sa’dan
Kecamatan
Sanggalangi’
Kecamatan Sopai
Kecamatan Tikala
Kecamatan Balusu
Kecamatan
Tallunglipu
Kecamatan Dende’
Piongan Napo
Kecamatan Buntu
Pepasan
Kecamatan Baruppu’
Kecamatan Kesu’
Kecamatan Tondon
Kecamatan
Bangkelekila
Kecamatan Rantebua
Kecamatan Sesean
Suloara
Kecamatan Kapala
Pitu
Kecamatan Awan
Rante Karua
Dan berikut nama-nama pejabat bupati yang pernah menjabat di
Kabupaten Toraja Utara hingga sekarang :
Drs. Y.S Dalipang(Plt Bupati Toraja Utara 26 -11-2008 s/d
23-5-2010)
Drs. H. TAUTOTO TANA RANGGINA SARONGALLO, M.Si.(Plt Bupati
Toraja Utara 3-6-2010 s/d 30-3-2011)
Drs. Frederik Batti Sorring, S.Sosdan Frederik Buntang
Rombelayuk, S.Pd. (Wakil Bupati Toraja Utara 31-3-2011 - )
Kalatikku Paembonan-Rinto Yusia Kadang ( Sekarang )